Adat istiadat masyarakat Lampung dibedakan kedalam 2 golongan adat yaitu Pepaduan & Peminggir.Adat
istiadat Pepaduan dipakai oleh orang lampung yang tinggal di kawasan
Abung, Way kanan / Sangkai, Tulang bawang & Pubian bagian
pedalaman. Masyarakat Lampung Pepaduan mengenal adanya hokum adat yang
dilandaskan pada bagian adat Lampung siwo migo yang berisi beragam
peraturan dan larangan yang harus ditaati oleh pemimpin &
masyarakatnya.
Orang pepaduan juga mengenal tingkatan
sastra social dalam masyarakatnya. Hal ini bias dilihat dari berbagai
atribut, contohnya golongan bangsawanmembawa keris sebagai tanda mereka
menyandang gelar kehormatan yang tidak dimiliki oleh kalangan
masyarakat biasa. Perbedaan antara kalangan bangsawan & rakyat
biasa juga dapat dilihat dalam penyelenggaraan upacara perkawinan yang
disebut begawei atau cacak Pepaduan.
Masyarakat Pepaduan juga melarang perkawinan
diantara orang-orang yang dianggap tidak sederajat sebab hal ini dapat
dianggap sebagai aib jika tetap dilaksanakan. Orang yang berbeda di
lapisan atas akan turun derajatnya mengikuti pasangannya yang memiliki
status lebih rendah.
Tetapi untuk masa sekarang ini, pelapisan
social seperti tadi lebih di pengaruhi oleh factor senioritas, umur,
pendidikan, segi materi atau keimanan seseorang pada agamanya.
Dalam tata cara masyarakat Lampung Pepaduan,
pernikahan biasanya di lakukan dalam dua cara yaitu cara pernikahan
biasa (yang berlaku secara umum) atau pernikahan semanda yaitu pihak
laki2 tidak membayar uang jujur tetapi suami & anak2nya kelak akan
menjadi anggota keluarga garis istri. Dengan demikian ketika ayah si
istri meninggal, sang menantu dapat menggantikan kedudukan mertuanya
sebagai kepala keluarga. Hal ini bias terjadi disebabkan karena sang
istri adalah anak tunggal dalam keluarganya atau alas an lainnya.
Secara prinsip, masyarakat Lampung mengikuti garis keturunan
patrilinier.
Untuk lebih mengenal kebudayaan masyarakat
lampung pepaduan, terutama mengenai tata cara adat perkawinannya,
berikut akan dijelaskan rangkaian prosesi adat pernikahannya yang
memiliki keunikan dan keindahan tersendiri dibanding daerah lain.
Nindai (Nyubuk)
Ini merupakan proses dimana keluarga calon
pengantin pria akan meneliti atau menilai apakah calon istri anaknya.
Yang dinilai adalah dari segi fisik & perilaku sang gadis. Pada
Zaman dulu saat upacara begawei(cacak pepaduan) akan dilakuakn acara
cangget pilangan yaitu sang gadis diwajibkan mengenakan pakaian adat
& keluarga calon pengantin pria akan melakuakn nyubuk / nindai yang
diadakan dib alai adat.
Be Ulih2an(bertanya)
Apabila proses nindai telah selesai dan
keluarga calon pengantin pria berkenan terhadap sang gadis maka calon
pengantin pria akan mengajukan pertanyaan apakah gadis tersebut sudah
ada yang punya atau belum, termasuk bagaimana dengan bebet, bobot,
bibitnya. Jika dirasakan telah cocok maka keduanya akan melakukan
proses pendekatan lebih lanjut.
selanjutnya Bekado
Yaitu dimana keluarga calon pengantin pria
pada hari yang telah disepakati mendatangi kediaman calon pengantin
wanita sambil membawa berbagai jenis makanan & minuman untuk
mengutarakan isi hati & keinginan pihak keluarga.
Nunang dari(melamar)
Pada hari yang disepakati kedua belah pihak,
calon pengantin pria datang melamar dengan membawa berbagai barang
bawaan secara adat berupa makanan, aneka macam kue, dodol, alat untuk
merokok, peralatan nyireh ugay cambia (sirih pinang). Jumlah dalam satu
macam barang bawaan akan disesuaikan dengan status calon pengantin
pria berdasarkan tingkatan marga(bernilai 24), tiyuh (bernilai 12), dan
suku (berniali 6). Dalam kunjungan ini akan disampaikan maksud dari
keluarga untuk meminang anak gadis tersebut.
Nyirok (mengikat)
Acara ini biasa juga dilakukan bersaman
waktunya dengan acara lamaran. Biasanya calon pengantin pria akan
memberikan tanda pengikat atau hadiah istimewa kepada gadis yang
ditujunya berupa barang perhiasan, kain jung sarat atau barang lainnya.
Hal ini sebagai symbol ikatan batin yang kelak akan terjalin diantara
dua insan tersebut.
Acara nyirok ini dilakukan dengan cara orang
tua calon pengantin pria mengikat pinggang sang gadis dengan benang
lutan (benang yang terbuat dari kapas warna putih, merah, hitam atau
tridatu) sepanjang satu meter. Hal ini dimaksudkan agar perjodohan
kedua insane ini dijauhkan dari segala penghalang dan bencana.
Manjau (Berunding)
Utusan keluarga pengantin pria datang
kerumah orang tua calon pengantin wanita untuk berunding mencapai
kesepakatan bersama mengenai hal yang berhubungan denagn besarnya uang
jujur, mas kawin, adat yang nantinya akan digunakan, sekaligus
menentukan tempat acara akad nikah dilangsungkan. Menurut adat tradisi
Lampung, akad nikah biasa dilaksanakan di kediaman pengantin pria atau
laki laki.
Sesimbuk,an(dimandikan)
Acara ini dilakukan di kali atau sumur
dengan arak-arakan dimana calon pengantin wanita akan di payungi dengan
paying gober & diiringi dengan tabuh-tabuhan dan talo lunik.
pengantin wanita bersama gadis2 lainnya termasuk para ibu mandi bersam
sambil saling menyimbur air yang disebut sesimburan sebagai tanda
permainan terakhirnya sekaligus menolak bala karena besok dia akan
melaksanakan akad nikah.
Betanges (mandi uap) (mandi rempah)
Yaitu merebus rempah2 wangi yang disebut
pepun sampai mendidih 100 derajat lalu diletakkan dibawah kursi yang
diduduki calon pengantin wanita. Dia akan dilingkari atau ditutupi
dengan tikar pandan selama 15-25 menit lalu atasnya ditutup dengan
tampah atau kain. Dengan demikian uap dari aroma tersebut akan menyebar
keseluruh tubuh sang gadis agar pada saat menjadi pengantin akan
berbau harum dan tidak mengeluarkan banyak keringat.
Berparas (cukukhan)
Setela bertanges selesai selanjutnya
dilakukan acara berparas yaitu menghilangkan bulu-bulu halus &
membentuk alis agar sang gadis terlihat cantik menarik. Hal ini juga
akan mempermudah sang juru rias untuk membentuk cintok pada dahi dan
pelipis calon pengantin wanita. Pada malam harinya dilakukan acara
pasang pacar (inai) pada kuku-kuku agar penampilan calon pengantin
semakin menarik pada keesokan harinya.
selanjutnya Upacara Akad Nikah
Walau menurut adat, akad nikah dilakukan di
kediaman pengantin pria tetapi sesuai perkembangan Zaman dan
kesepakatan keluarga, akad nikah banyak dilakukan di rumah pengantin
wanita. Rombongan pengantin pria dan pengantin wanita akan diwakili
oleh utusan yang disebut Pembareb. Kedua rombongan ini akan disekat
atau di halangi oleh appeng (selembar kain sebagai rintangan yang harus
di lalui kedua mempelai).
Jika sudah terjadi Tanya jawab antar
pembareb,, pembareb pihak laki laki akan memotong appeng dengan alat
terapang dan kemudian masuk kedalam rumah dengan membawa barang
seserahan berupa dodol, urai cambai (sirih pinang), juadah balak (lapis
legit), aneka kue dan Uang adat. Lalu akad nikah pun dilakukan dan
kedua pengantin menyembah sujud pada orang tua.
selanjutnya Upacara Ngurukken majeu / ngekuruk
Hal yang tak kalah menarik dalam rangkaian
upacara adat perkawinan masyarakat lampung Pepaduan adalah upacara adat
ngurukken majeu yaitu saat pengantin wanita secara resmi akan dibawa
ke rumah pengantin laki-laki dengan naik rato yaitu kereta beroda empat
atau ditandu. Pengantin laki-laki berada di belakang dibagian depan
sambil memegang tombak.Sampai di rumah pengantin pria, mereka akan
disambut dengan tabuh-tabuhan dan seorang ibu akan menaburkan beras
kunyit dan uang logam. Di depan rumah juga tersedia pasu yaitu wadah
dari tanah liat berisi air dantujuh jenis kembang sebagai lambing agar
dalam rumah tangga keduanya dapat berdingin hati.
Selanjutnya kedua kaki penagntin perempuan
akan di celupkan dalam wadah tersebut lalu kedua mempelai didudukan
dengan kaki suami menindih kaki istrinya sebagai lambang agar istri
berlaku patuh pada suaminya. Lalu ibu pengantin laki-laki menyuapi
keduanya dengan nasi campur dan member minum lalu kedua mempelai saling
memeakan sirih.
Setelah itu dilakukan upacara pemberian
gelar denga menekan telunjuk tangan secara bergantian. Sesudahnya kedua
pengantin akan menaburkan kacang goring dan aneka permen kepada gadis2
lajang agar mereka segera mendapatkan jodoh. Mereka juga akan saling
berebut lauk-pauk, terutama dengan anak-anak kecil. Maknanya agar
keduanya segera memiliki
lihat juga: berita olahraga di dunia http://avaschampion.blogspot.co.id/
aneh-anehnya dunia http://avasdunia.blogspot.co.id/
koleksi film terbaik http://avasfilm.blogspot.co.id/
analisis penjelasan kimia http://avaskimia.blogspot.co.id/
koleksi budaya dunia http://avasbudaya.blogspot.co.id/
aneh-anehnya dunia http://avasdunia.blogspot.co.id/
koleksi film terbaik http://avasfilm.blogspot.co.id/
analisis penjelasan kimia http://avaskimia.blogspot.co.id/
koleksi budaya dunia http://avasbudaya.blogspot.co.id/
thaks atas informasinya
ReplyDelete