Saturday, June 18, 2016

"Cingcowong", Tradisi Masyarakat Kuningan Meminta Hujan

"Cingcowong", Tradisi Masyarakat Kuningan Meminta Hujan

Masyarakat Sunda yang sebagian besar merupakan petani, memiliki kemampuan untuk mengembangkan sebuah tradisi sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki. Seperti halnya daerah lain di Jawa Barat, Kabupaten Kuningan memiliki tradisi yang sangat kaya dan beragam. Maka dari itu, beragam upacara dan tradisi yang berkaitan dengan siklus pertanian banyak ditemui di tanah Sunda.



Di Kabupaten Kuningan, terdapat sebuah tradisi yang memuat harapan masyarakat agar hujan turun dan memberi kesuburan. Tradisi tersebut bernama upacara Cingcowong. Upacara ini dikembangkan oleh masyarakat di Kecamatan Luragung. Cingcowong adalah seni ritual untuk meminta hujan dengan media jejelmaan atau perantara berupa boneka perempuan berparas cantik. Selain boneka, peralatan yang digunakan sebagai media pemanggil roh ialah alat pengiring buyung yang terbuat dari tanah liat yang digunakan sebagai kendang serta ceneng (bokor) yang berfungsi sebagai ketuk.
Dalam pelaksanaan upacara Cingcowong biasanya dipimpin oleh seorang dukun atau masyarakat setempat menyebutnya punduh. Punduh memiliki kemampuan sebagai perantara untuk memanggil kekuatan alam yang diwakili oleh roh – roh dan makhluk halus untuk menurunkan hujan. Penyelenggaraan ritual biasanya dilaksanakan pada malam jumat sekitar pukul 17.00. Pada zaman dahulu, upacara cingcowong dilaksanakan pada waktu kemarau panjang. Namun sejak tahun 2004 hingga sekarang cingcowong ditampilkan dalam bentuk seni tari untuk menghindari musyrik.
demikian yang telah saya jelaskan tentang tari cingcowong mudah-mudahan menambah wawasan tentang tari




lihat juga: berita olahraga di dunia http://avaschampion.blogspot.co.id/
                   aneh-anehnya dunia http://avasdunia.blogspot.co.id/
                   koleksi film terbaik http://avasfilm.blogspot.co.id/
                   analisis penjelasan kimia http://avaskimia.blogspot.co.id/
                   koleksi budaya dunia http://avasbudaya.blogspot.co.id/

1 comments: